DEKONSTRUKSI STEREOTYPE TOKOH SONG TIAYIN DAN HUO XIO LAN DALAM FILM "MONSTER HUNT"
Berdiskusi film asal negeri Tirai Bambu yang berjudul Monster Hunt, Film ini dikenal sebagai salah satu film terlaris pada tahun 2015. Kira-kira sudah ada yang melihat film ini? Film ini menceritakan tentang “The cute baby monster Huba is the child of a human man and a monster queen, threatened by both monster-hating humans and monsters attempting to capture the new-born in an ancient world based on medieval China.”. (imdb.com). Di dalam web ini, peneliti ingin berdiskusi apakah didalam film ini masih melanggangkan stereotype laki-laki dan wanita yang sesuai dengan hirarki yang berlaku di masyarakat.
Jika berbicara masalah dekonstruksi, kita tidak akan pernah terlepas untuk mencari Oposisi Biner, sebagai cara pertama untuk menemukan makna. Oposisi biner selalu membentuk sebuah hirarki. Dan salah satu hirarkinya selalu dianggap lebih superior atau lebih memiliki priviledge dari pasangannya yang lain. Dalam konteks ini berlaku bagaimana maskulinitas pada pria lebih dominan dari femininitas pada wanita, atau kedudukan pria lebih tinggi dari wanita, dan sebagainya.
Dewasa ini masyarakat telah dikonstruksi dengan sebuah ideologi bahwa didalam budaya patriarki yang didominasi dengan inferioritas wanita dan superioritas laki-laki. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Helen Macdonald bahwa terdapat perbedaan stereotype laki-laki dan wanita yang memberikan sudut pandang umum bahwa karakteristik pada laki-laki selalu dikaitkan dengan tiga sifat khusus yaitu kuat, keras, beraroma keringat dan juga selalu dilabeli sifat 'macho'. Sementara itu, karakteristik wanita selalu diidentikkan dengan sifat yang lemah, lembut dan memiliki bau harum yang selalu dikaitkan dengan sifat seorang 'putri'.(dalam Kurnia, 2004). Label stereotype laki-laki dan perempuan menurut Helen Macdonald sebagai berikut;

Berdasarkan dengan adanya daftar stereotype sosok wanita dan laki-laki di atas, menjadi sangat menarik dipertanyakan apakah di media massa lainnya juga memberlakukan stereotype laki-laki dan wanita yang selama ini diketahui.
Di bahwa ini saya memaparkan oposisi biner pada tokoh Song Tiayin dan Huo Xiaolan;

Pada oposisi biner yang ditemukan memperlihatkan ketidak sejajar-an atau stereotype yang berbanding terbalik pada tabel pertama tentang citra patriarki laki-laki dan wanita. Jika karakteristik pria pada umumnya digambarkan selalu kuat, keras, beraroma keringat.
Namun, hal ini tidak ada pada diri Song Tiayin sebagai seorang pria, Song Tiayin adalah pria lemah, lembut dan pandai memasak dan menjahit. Secara sederhana stereotype laki-laki pada Song Tiayin jauh dari label sifat 'macho'. Melalui sudut pandang dekonstruksi, tidak semua laki-laki harus digambarkan seperti yang dipikirkan masyarakat. Pria juga memiliki karakter yang lemah lembut, pria juga bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh seorang wanita, yaitu memasak, menjahit bahkan mendidik seorang bayi.
Karakter pria pada film Monster Hunt benar-benar digambarkan tidak seperti imej mainstream sebagaimana kalangan pria semestinya. Film ini membuka pandangan lain bahwa seorang pria bisa menjadi powerless, padahal Song Tiayin memiliki wujud bahwa dia adalah seorang pria. Seorang pria juga dapat mendidik seorang anak (monster), meski dalam kehidupan sehari-hari ayah adalah figur bekerja dan ibu adalah figur pendidik. Disini pria diperlihatkan memiliki sisi lain bahwa tidak selamanya pria itu harus keras dan kuat. Pria itu juga memiliki hati nurani atau juga berpikir secara emosional seperti yang dimiliki seorang wanita yang selama ini menjadi stereotype wanita oleh masyarakat sebagaimana mestinya.
Sementara itu, karakteristik wanita yang selalu diidentikkan dengan sifat yang lemah, lembut dan memiliki bau harum yang dikaitkan dengan sifat seorang 'putri'. Stereotype wanita yang diidentikkan demikian juga tidak ada pada diri Huo Xiaolan. Meski seorang wanita, Huo Xialon pandai bela diri dan jauh dari imej lemah lembut seperti stereotype wanita kebanyakan. Jika wanita diidentikkan dengan sifat seorang putri, Huo Xiaolan adalah seorang monster hunter tingkat 2 yang sedang berjuang untuk naik tingkat ke-3.
Karakter wanita pada film Monster Hunt juga digambarkan tidak seperti imej mainstream sebagaimana kalangan wanita pada umumnya. Film ini membuka pandangan lain bahwa seorang wanita bisa memiliki kekuatan atau powerful, padahal jika dilihat dari Huo Xiaolan yang memiliki ciri fisik seorang wanita.
Seorang wanita juga dapat berkelahi dan memiliki ambisi dalam mencapai tujuannya untuk naik tingkat yang lebih tinggi sebagai Monster Hunter. Film ini menunjukkan bagaimana wanita juga memiliki sisi lain bahwa tidak selamanya wanita itu harus lemah, lembut, pasif dan emosional. Wanita itu juga bisa kasar, keras, kuat dan bahkan memiliki pemikiran rasional yang dimiliki oleh seorang pria yang biasanya umumnya. Stereotype yang ditampilkan di dalam film ini juga berhasil memperlihatkan patriarki yang ada pada konstrsuksi masyarakat bahwa laki-laki dan wanita bahwa tidak selamanya laki-laki harus seperti stereotype laki-laki pada umumnya, yaitu laki-laki yang memiliki kontrol yang luar biasa pada sistem patriarki. Begitu pula dengan stereotype wanita, yang tidak selamanya harus mengikuti seperti apa stereotype wanita pada umumnya, yang dimana selalu kalah dengan dominasi para pria.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Belasunda, Rika, et al. 2014. Hibriditas Medium pada Film Opera Jawa Karya Garin Nugroho sebagai Sebuah Dekonstruksi. Bandung: STISI dan ITB.
2. Habib, M.A.R. 2005. A History of Literary Criticism: From Plato to the Present. Malden: Blackwell Publishing.
3. Kurnia, Novi. 2004. Representasi Maskulinitas dalam Iklan. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.
4. Lee, Maggie. 2015. Film Review: ‘Monster Hunt’. < http://variety.com/2015/film/reviews/film-review-monster-hunt-1201549203/>, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
5. Monster Hunt. 2015. Imdb.com. <http://www.imdb.com/title/tt3781476/>, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.
6. Susanto, Heru. 2010. Membongkar Misteri Tanda: Suatu Gugatan terhadap Kebenaran Tunggal. Surabaya: Lintang Timur Publishing.
7. Stocker, Barry. 2006. Routledge Philosophy GuideBook to: Derrida on Deconstruction. London dan New York: Routledge.
8. Saryp, Madan. 2011. Panduan Pengantar untu Memahami: Postrukturalisme&Postmodernisme. Yogyakarta: Jalasutra.
9. Tyson, Lois. 2006. Critical Theory Today: A User Friendly. New York: Routledge.