top of page

KONSEP CERITA ANAK PADA CERPEN ALICE'S ADVENTURE IN WONDERLAND


Siapa yang tidak mengenal tulisan Lewis Carroll? Lewis Carroll adalah penulis anak-anak terkenal yang (mungkin) banyak sekali karyanya sudah melegenda, salah satu karyanya berjudul Alice's Adventure in Wonderland. Cerita ini merupakan cerita fantasy populer di abad 18 yang mengisahkan tentang pengalaman gadis kecil bernama Alice di dunia yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata.

Sebelumnya karya-karya Lewis Carroll ini hampir tidak diterima oleh masyarakat karena cerita fantasi yang pada umumnya menceritakan hal-hal yang di luar nalar pemikiran manusia. Namun, Carroll membuat hal-hal tersebut menjadi cerita imajinatif yang membuat anak-anak dapat bebas berfantasi. Dengan kreatifitas gambar dan bahasa narasi yang ia tulis dapat menarik perhatian pembaca anak-anak.

Pada segmen ini, saya akan menyajikan tokoh dan penokohan, plot dan moral yang terdapat pada cerita Alice's Adventure in Wonderland yang kemudian saya kaitkan bahwa apa yang dituliskan oleh Lewis Carroll ini menunjukkan konsep cerita anak pada sastra anak.

Analisis:

Karakter utama pada cerita ini adalah Alice yang merupakan seorang gadis kecil dan tokoh ini dapat menjadi gambaran bagi anak-anak untuk memahami suatu cerita. Selain itu melalui tokoh Alice ini seolah menjadi representasi anak yang sedang berpetualang di pikiran anak-anak sebagai pembacanya. Selain itu ada tokoh-tokoh binatang seperti; ulat bulu, kucing cashiere (cmiiw), dan kelinci yang bermain sebagai karakter pendukung di dalam cerita.

1. Plot cerita pada cerpen ini mengarahkan bagaimana tokoh Alice (sebagai simbol representasi anak kecil) berpetualang sesuai dengan karakteristik khas anak-anak. Menurut Noddleman di bukunya berjudul The Hidden Adult, mengatakan karakteristik tokoh anak-anak adalah Innocence (77). Karakteristik ini seolah mewakilkan gambaran anak-anak yang polos dan serba ingin tahu. Selain itu melalui teks ini anak-anak seolah diberikan pilihan apa yang akan mereka lakukan jika Alice ini adalah mereka (karena tokoh Alice ini adalah gambaran mewakili mereka di dalam cerita), sehingga anak-anak diberi pemahaman mereka layak untuk dilatih untuk memutuskan sesuatu.

2. Konsep dasar cerita anak-anak adalah sebagai gambaran subjek yang terjajah. Menurut Nodellman hal ini disebabkan figur anak-anak sebagai subjek yang inferior jika dihubungkan dengan orang dewasa. Seperti contoh sebagai berikut, anak-anak selalu mengikuti apa yang dilakukan atau dikatakan orang dewasa. Melalui hal ini dapat dikatakan orang dewasa adalah pihak yang superior yang dapat mempengaruhi bahkan mengontrol anak-anak. Hal ini dapat dilihat sebagaimana pemikiran tokoh Alice (secara tidak langsung) dipengaruhi oleh tokoh Caterpillar yang dewasa. Selain itu tokoh Caterpillar ini membantu Alice dalam menyelesaikan masalah, karena Alice selalu mencari keberadaan Caterpillar jika ia berhadapan dengan suatu persoalan. Dalam prosesnya dapat dikatakan bahwa tokoh Alice ini melanggangkan hegemoni bagaimana anak-anak selalu bergantung pada orang dewasa.

3. Konsep home dalam cerita anak-anak. Simbol home ini memiliki makna yang besar dan dalam bagi anak-anak. Home adalah gambaran ruang atau tempat paling aman bagi anak-anak yang dapat melindungi mereka dari apapun. Namun anehnya, selain sebagai tempat yang melindungi mereka, anak-anak juga menantang diri mereka sendiri seolah mereka ingin lari dari simbol tersebut. Hal ini sesuai dengan pattern cerita anak menurut Noddleman yang selalu, "move from home to away and then back home again." (80). Konsep ini dikaitkan dengan karakteristik innocence anak-anak yang tidak mengetahui rintangan-rintangan jika mereka tidak berada di lingkungan home mereka. Hal ini direfleksikan bagaimana Alice meninggalkan rumahnya untu berpetualang di negeri Wonderland tanpa memikirkan bahaya yang ada di depan mereka.

4. Konsep terakhir adalah didactism, yang merupakan dampak dari karakteristik innocence anak-anak yang dapat membawa kehidupan mereka menjadi lebih baik dalam hal personality atau behaviour ketika mereka menjadi orang dewasa (Sarland 32). Cerita Alice ini seolah memberikan gambaran pada anak-anak agar tidak memnbuat keputusan dengan tergesa-gesa, mereka ditanamkan untuk berpikir ulang demi masa depan mereka. Mereka diberi gambaran jika dewasa nanti, mereka (mungkin) akan menemui tokoh yang lebih kejam dari Red Queen (yang dikenal sebagai tokoh yang kejam dan licik). Selain itu melalui cerita ini, sekali lagi, anak-anak seolah diberi pesan untuk mengerti bagaimana dunia orang dewasa bekerja dan mereka diberi kesempatan untuk bagaimana mereka untuk bersikap pada kemudian hari.

Work cited:

1. Caroll, Lewiss. Alice’s Adventures in Wonderland. New

York:Sam’l Gabriel Sons & Company, 2006. Pdf.

2. Sarland, Charles. Critical Tradition and Ideological Positioning. Np, nd. (page 30-36)

3. Nodelman,Perry. The Hidden Adult: Defining Children's Literature. Baltimore: John Hopkins University Press, 2008. Print.

bottom of page